Nyai Jika, Kartini dari Ujung Pangkah Ahli Mengatur Strategi Perang

- 21 April 2022, 12:56 WIB

Di kampung seng Nyai Jika ditemani oleh lima anak lelakinya yang bernama pendil wesi, karang wesi, joko berek, cinde amo dan joko slining.

Kedamaian Nyai Jika terusik dengan kedatangan bangsa belanda. Mereka datang menyusuri laut Jawa dengan membawa banyak pasukan.

Belanda kemudian mendirikan markas dekat dengan tempat tinggal Nyai Jika. Kehadiran tentara Belanda menjadi beban pikiran bagi keluarga Nyai Jika, hal ini karena Belanda memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat Ujung pangkah.

Semakin lama perilaku Belanda semakin menjadi jadi, mereka mengambil tanah milik penduduk secara paksa bagi yang membangkang maka akan disiksa.

Fenomena ini membuat Nyai Jika dan kelima anaknya marah. Mereka tidak ingin tanah Ujungpangkah menjadi jajahan Belanda seperti dialami daerah lainya.

Kelima putra  Nyai Jika yang dikenal dengan satria pendowo juga berpikir tentang kelangsungan dakwah agama Islam yang sudah dirintis oleh orang tuanya.

Singkat cerita mereka mulai mengatur siasat untuk mengusir Belanda dari bumi Ujung pangkah. Hadir pertemuan itu semua anak Nyai Jika, mas kiriman dan sayid mesir.

Jayang katon tidak hadir dalam pertemuan itu karena sudah lama meninggalkan Ujung pangkah untuk berdakwah dan menyepi mencari ketenangan diri.

Pertemuan diakhiri dengan doa oleh Nyai Jika. Ia memanjatkan doa agar dalam mengusir penjajah diberikan kemenangan.

Pada malam yang telah ditentukan Nyai jika dan kelima anaknya mulai melakukan saat yang telah disepakati.

Halaman:

Editor: Dewi Rahmayanti

Sumber: Blog Masnukan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini