GRESIK TODAY - Persebaya mengikat kontrak jangka panjang pelatih Aji Santoso. Kemampuan Aji meracik tim membuat manajemen langsung menyodorkan kontrak baru usai liga 1 2021/2022 resmi berakhir. Sang pelatih mendapat kontrak hingga tahun 2024.
Dalam catatan Gresik today Aji mulai menangani tim bajol ijo sejak tahun 2019, ia menggantikan posisi Jajang Nurjaman dan wofgang pikal yang diberhentikan ditengah jalan.
Meskipun pertandingan tinggal sembilan kali main namun persebaya berhasil menjadi Runner-up liga 1. Pada turnamen pra musim 2020/2021 Aji berhasil mengantarkan Bajol ijo sebagai kampiun piala gubenur Jawa Timur mengalahkan rival utamanya Persija Jakarta.
Baca Juga: Perkutut Puser Bumi dipercaya memilki tuah dapat menangkal energy negatif
Karena pandemi terpaksa liga harus terhenti ditengah jalan. Situasi tidak menentu membuat banyak pemain bintang meninggalkan persebaya.
David da silva, makan konate dan Arien Wiliem harus rela berpisah karena kompetisi yang tidak jelas. Berbekal pemain seadanya BRI liga 1 tahun 2021/2022 persebaya hanya mematok finish lima besar dan itu berhasil diwujudkan Aji.
Sekaligus di akhir musim di ganjar dengan penghargaan sebagai pelatih terbaik
Mendapat penawaran kontrak baru Aji santoso cukup bahagia. Baginya persebaya sudah merupakan rumah kedua baginya.
Di klub ini ia merasakan sukses sebagai pemain dan ingin merasakan sukses pula sebagai pelatih. Satu hal yang membanggakan adalah berkat tangan dingin Aji persebaya menjadi pemasok pemain timnas baik level senior maupun junior
Melalui canal youtube official Persebaya Aji mengatakan kalau Persabaya berbeda dengan klub lainya.
“pertama saya sangat mengapresiasi bagaimana manajemen menangani tim ini. Bagaimana contoh masalah teknis diserahkan sepenuhnya kepada tim pelatih tanpa ada intervensi”Kata Aji.
Yang kedua, manajemen cukup sehat. Artinya selama ini di persebaya tidak pernah sedikitpun ada masalah seperti gaji yang terlambat” kata pelatih berlisensi AFC pro ini
Apa yang dikatakan Aji Santoso juga dirasakan oleh para pemain persebaya. Para pemain takjub dengan cara manajemen mengelolah tim.
Terutama masalah pembayaran gaji pemain. Di tim lain keterlambatan membayar gaji adalah hal biasa namun tidak untuk persebaya. Penyediaan fasilitas sangat diutamakan oleh manajemen.
Sebagai contoh mulai tahun 2017 sampai dengan 2020 pemain persebaya menempati apartemen sebagai pengganti mess.
Di BRI liga 1 situasinya berbeda. Karena persebaya tidak bermain dikandang sendiri. Manajemen sempat menyewakan rumah sebagai pengganti mess tetapi itupun tidak pernah ditempati karena sistem pertandingan dilakukan dengan sistem buble to buble.
Dengan sistem ini tidak ada home atau away, bahkan Persebaya belum pernah merasakan tanding di kandanya sendiri yang terkenal dengan suporter fanatiknya.
Meskipun begitu semua kebutuhan pemain tetap dipenuhi dengan baik oleh manajemen.
“langkah-langkah manajemen sangat terukur. Tidak hanya asal menentukan target contohnya kompetisi kemarin bisa saja kita menargetkan juara”pungkas Aji***