Teks Khutbah Jumat Terbaru dengan Tema : Kriteria Manusia yang Digelari Sifat Ulul Albab

- 22 Februari 2022, 15:35 WIB
Melakukan beberapa hal bak akan menjadaikan kita manusia yang Ulul Albab.
Melakukan beberapa hal bak akan menjadaikan kita manusia yang Ulul Albab. /Pexels/Thirdman/Desk Jabar

 

GRESIK TODAY - Menjadi manusia yang yang dekat cerdas dan jug hati yang bersih merupakan salah satu manusia yang dicintai Allah SWT.

Untuk menjadi orang yang dicintai Alah tentunya kita harus mampu melampaui beberapa hal.

Teks Khutbah Jumat pada artikel kali ini bertemakan "kriteria Manusia yang digelari Ulul Alba". Seperti yang dikutip gresiktoday.pikiran-rakyat.com dari Tebireng Online yang disampaikan oleh KH Amir Jamiluddin, berikut teks naskah jumatnya :


Khutbah Pertama

أَلحَمْدُ ِللهِ الكَرِيْمِ التَّوَّابِ ، غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ، خَلَقَ الإِنْساَنَ لِعِباَدَتِهِ ، وَجَعَلَ الدُّنْياَ دَارَ كَسْبٍ وَعَمَلٍ لِنَيْلِ جَمِيْعِ فُيُوضاَتِ فَضْلِهِ وَنَعْماَئِهِ ، وَجَعَلَ
الآخِرَةَ دَارَ جَزاَءٍ  ِلإِنْجاَزِ ثَوَابِهِ وَعِقَابِهِ ، الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ، اَحْمَدُهُ سُبْحاَنَهُ وَاَشْكُرُهُ عَلىَ سَواَبِغِ فَضْلِهِ وَاِحْساَنِهِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَلاَ مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ سِوَاهُ.

شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ لاَ يَنْفَعُ فِيْهِ شَفَاعَةُ شاَفِعٍ اِلاَّ بِإِذْنِ مَوْلاَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اصْطَفَاهُ وَاجْتَبَاهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأََصْحَابِهِ وَمَنْ نَصَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ .

أَمَّا بَعْدُ . فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ فَازَ مَن أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ ، فَاسْتَعِدُّوْا بِالأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ تَفُوْزُوْا بِسَعَادَةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ . وَاْحْذَرُوْا المَعَاصِى فَإِنَّهَا مُوْجِبَةٌ لِلْخِزْيِ وَالنَّدَامَةِ . إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ  

Baca Juga: Kisah Kiai Hasyim Asy'ari Menggendong Nabi Khidir Saat Berguru kepada Kiai Kholil Bangkalan

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Mari kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya takwa. Meninggalkan larangan dan meninggalkan dunia dengan hati yang jernih (qalbun salim).

Ada kriteria manusia yang digelari oleh Allah dengan sifat Ulul Albab. Yakni mereka yang punya akal cerdas dan hati yang jernih. Lubbun/Albab di sini memang banyak arti, ada yang menafsirkan akal, juga ada yang memaknai hati. Mudahnya Ulul Albab adalah cendikiawan, selain cerdas mereka juga hatinya jernih. Allah sudah memberikan ciri-ciri manusia Ulul Albab dalam firmannya:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191).

Nah, zikir ini banyak cakupannya. Dalam kitab Adabul Alim wal Muta’allim termasuk dari zikir adalah belajar. Jadi, pengajian di pesantren, mengkaji hukum halal dan haram itu termasuk zikir. Tidak hanya dengan bertasbih. Intinya semua zikir (belajar, membaca, ngaji) ketika hal itu dapat mendekatkan dengan Allah SWT, maka itu termasuk dari pada kriterita Ulul Albab.

Termasuk dari pada zikir adalah bertasbih dan menyebut Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا · وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Baca Juga: Laga Persipura Vs Madura United Gagal Di Gelar Karena Persipura Tidak Datang, LIB Serahkan Ke Komdis PSSI

Maksudnya, zikir juga bisa dilakukan dengan menyebut nama Allah dan bertasbih terus menerus setiap hari. Selain itu, bisa zikir dengan cara salat. Ibaratnya salat itu adalah charger kita agar jiwa kita minimal lima kali dalam sehari terkoneksi dengan Allah SWT.

Tokoh-tokoh ulama tarekat itu berusaha membuat rumus-rumus agar seorang hamba selalu dekat dengan Allah. Misal, Qadiriyah yang mengucap Lailaha Illallah sebanyak 160 kali usai salat dengan jahr. Atau Naqsabandiyah yang menganjurkan agar seorang hamba membaca Allah sebanyak 5000 kali secara sirri. Itu adalah metode yang dibuat oleh ulama agar selalu dekat Allah.

Dalam kajian Tasawuf memang ada yang diistilahkan dengan hal dan maqamat. Hal adalah kondisi jiwa pemberian Allah, seperti takut dan rindu. Ada orang yang membawa sandal kotor di masjid saja sudah takutnya minta ampun. Karena takut akan mengotorinya. Kondisi jiwa yang selalu takut kepada Allah itulah yang disebut hal. Perkara ini tidak dapat dipelajari. Hal murni pemberian dari Allah.

Baca Juga: Pergi Ke Singapura Bisa Naik Taksi ! Perusahaan Asal Jerman Proyeksikan Taksi Terbang 2024

Ada juga istilahnya maqamat, yakni stasiun/terminal menuju Allah. Perkara ini dapat dipelajari. Setiap Tarekat berbeda-beda dalam membagi stasiunnya. Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani terminal itu ada 6, yakni Taubat, Zuhud, Tawakkal, Syukur, Rida, Sidqu. Minimal kita ini sudah berada pada Maqam Taubat.

Khutbah Kedua

إِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ المَلِكِ العَلاَّمِ . وَاللهُ سُبْحَانَهُ وتعالى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى المُهْتَدُوْنَ . وَاِذَا قُرِئَ القُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ . اعوذ بالله من الشيطان الرجيم . وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (الكهف: 29)

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ  . وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

.***

Editor: Abdulloh Nasrul Umam

Sumber: Tebuireng Online


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini