Empu Supo Mandragi, Pembuat Keris Ternama, Salah Satunya adalah Kyai Sengkelat

- 19 April 2022, 18:40 WIB
Ilustrasi. Keris.
Ilustrasi. Keris. /Tangkap Layar YouTube Bujang Gotri

 

GRESIK TODAY - Empu Supo Madrangi atau dikenal dengan Joko Supo suami dari Dewi Rasawulan, adik Sunan Kalijaga.

Ia adalah Empu (Ahli keris) kerajaan Majapahit yang hidup di sekitar abad ke 15. Karya karyanya yang termasyhur antara lain Keris Kyai Nagasasra, Kyai Sengkelat dan Kyai Carubuk.

Sebelum menikah dengan Dewi Rasawulan, Mpu Supa beragama Hindu kemudian memeluk agama Islam setelah berdialog dengan Sunan Kalijaga.

Dalam satu legenda dikisahkan Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing).

Lalu oleh ia diberikan calon besi yang ukurannya sebesar biji asam jawa. Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supa sedikit terkejut.

Baca Juga: Trofeo dan Piala Wali Kota Surabaya Rencananya di Gelar Mei Mendatang, Bakal Diikuti Tim Liga 1 dan Liga 2

Ia berkata besi ini bobotnya berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya dan tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris.

Lalu Sunan Kalijaga berkata kalau besi itu tidak hanya sebesar biji asam jawa tetapi besarnya seperti gunung. Karena ampuh perkataan Sunan Kalijaga, pada waktu itu juga besi menjelma sebesar gunung.

Ringkas cerita, besipun kemudian dikerjakan. Tidak lama, jadilah keris, kemudian diserahkan kepada Sunan Kalijaga.

Akan tetapi anehnya begitu melihat bentuknya, seketika juga Sunan Kalijaga menjadi kaget, sampai beberapa saat tidak dapat berbicara karena kagum dan tersentuh perasaannya, karena hasil kejadian keris itu berbeda jauh sekali dengan yang dimaksudkan.

Maksud semula untuk dijadikan pegangan lebai, ternyata yang dihasilkan keris Jawa (baca Nusantara) asli Majapahit, luk tiga belas.

Karena berwarna kemerahan, keris itu dinamakan Kyai Sengkelat (artinya bersemu merah) sedangkan jumlah luknya ada tiga belas.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV 19 April 2022, Hadir Kurulus Osman 2 dan Tayangan Menarik Lainnya

Suatu ketika terjadi perpecahan politik antara Ratu Kalinyamat dengan Aryo Panangsang Adipati Jipang Panolan.

Raden Joko Supo yang tidak ingin terlibat di dalam kancah politik memohon petunjuk dari Sunan Kalijogo yang memberikan dawuh, “Supo Jeneng Siro saiki budalo menyang dusun Sumyang jimpe netepo ing papan kono anggawe pusoko lan nunggu dawuh ingsun naliko wis ono pepadang ing prodjo.”

Di tempat yang baru tersebut Empu Supo membuat keris yang diberi tulisan nama Dusun Sumyangjimpe dalam aksara Jawa.

Di dusun tersebut Empu Supo membabar keris yang diberinya ornamen pada bagian gandhik kanan kiri yang dalam pakem keris di kenal sebagai DhapurPuthut, baik tanpa luk maupun yang berluk.

Jaman sekarang banyak orang yang membicarakan tentang keris Umyang yang sesungguhnya bersal dari kata Sumyang, namun hanya sedikit orang yang tahu sejarahnya.

Saat perseteruan politik di Demak berakhir dan tahta jatuh kepada Joko Tingkir menantu Sultan Trenggono (Putera Raden Patah), Raden Joko Supo di perintahkan oleh Sunan Kalijogo untuk mengabdi ke Pajang dengan membawa bukti keris buatannya.

Empu Joko Supo sowan ke Pajang dengan maksud untuk mengabdi dan menyerahkan bukti sebilah pusaka.

Pada saat itu Sultan Hadi Wijoyo sedang memeriksa seorang tersangka dan terpidana, dengan wasilah pusaka keris Sumyang jimpe yang dibawa Empu Djoko Supo, tersangka tersebut ngomyang (bicara tanpa kendali) dan kasus tersebut selesai karena pengakuan dari tersangka sendiri.

Pisowanan Empu Djoko Supo diterima oleh Sultan Hadi Wijoyo. Keris pusaka beserta Empunya di anugrahi gelar dan nama yang sama yaitu keris Kyai Umyang dan Empu Kyai Umyang.

 ***

Editor: Dewi Rahmayanti


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini