Kia Garuda Yeksa, Kereta Kencana yang Mengiringi Prosesi Jumenengan Raja Yogyakarta

- 15 Maret 2022, 12:08 WIB
Ilustrasi Kia Garuda Yeksa
Ilustrasi Kia Garuda Yeksa /Website Karoton Jogja/

GRESIK TODAY - Salah satu pusaka keraton yang dapat dilihat secara terbuka oleh masyarakat umum adalah kereta.

Saat ini Keraton Yogyakarta mengoleksi 23 kereta. Kereta-kereta tersebut hanya digunakan untuk upacara-upacara penting dan disimpan di Museum Kereta Keraton.

Salah satu kereta itu adalah kereta kencana kia Garuda Yeksa.

Kereta kebesaran kerajaan tersebut di buat di pabrik Negeri Belanda tahun 1861, atas pesanan Sri Sultan Hamengkubuwana VI.

Setiap raja setelah dinobatkan atau jumenengan akan melaksanakan kirab keliling benteng keraton dengan menggunakan kereta ini.

Baca Juga:  Prosesi di IKN, Sri Sulthan Hamengkubuwana X Bawa Air dan Tanah dari Kerathon

Dari awal pembuatan hingga sekarang, Garuda Yeksa telah untuk melaksanakan kirab penobatan untuk Sri Sultan Hamengkubuwana VII – Sri Sultan Hamengkubuwana X.


Kereta ini ditarik delapan ekor kuda. Di pintu kereta masih terlihat logo kerajaan Belanda bersanding dengan logo Sri Sultan Hamengku Buwono VI.

Ornamen hiasan berbentuk mahkota di bagian atas kereta Kiai Garuda Yeksa disepuh dengan emas asli, yang menunjukkan wibawa dari seorang pemimpin kerajaan yang makmur dan sejahtera.

Seluruh bagian kereta beserta ornamen-ornamennya masih terjaga keasliannya.


Sebelum kemerdekaan selain untuk kirab jumenengan juga untuk sarana melakukan kunjungan kepada Residen maupun Gubernur.

Kunjungan Sultan kepada pemerintah Hindia Belanda di kantor (loji) tersebut dikenal dengan nama tedhak loji.

Sebutan kereta kencana mengingat beberapa komponen yang ada di kereta tersebut benar-benar berlapis emas 18 karat.

Baca Juga: Cara Membuat Minuman Boba With Brown Sugar, Resep Minuman Mudah dan Enak

Terutama yang ada di bagian atapnya, baik di simbol garuda maupun mahkota atau crown–nya
Setiap tahun saat penanggalan Jawa bulan Sura kereta-kereta keraton dan beberapa pusaka dilakukan jamasan atau pembersihan.


Hal ini menggambarkan bahwa sarana, atribut, dan pusaka milik raja diperlakukan sebagaimana layaknya manusia, sehingga harus dibersihkan bahkan juga diberi nama sebutan Kiai. Pada saat pembersihan atau jamasan kereta setiap bulan Sura menjadi atraksi yang menarik, karena air jamasan diperebutkan oleh penduduk yang datang.


Selain kereta kia Garuda Yeksa masih ada lagi yaitu kereta Kanjeng Nyai Jimat . dibuat di Belanda antara tahun 1740-1750.

Berdasar catatan yang ada, Kereta Kanjeng Nyai Jimat merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal VOC Jacob Mussel (1750-1761) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I, setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Bentuk dan gaya Kereta Kanjeng Nyai Jimat sama dengan kereta buatan Eropa.

Di Eropa, kereta dengan bentuk dan bergaya Renaissance macam itu merupakan kereta yang digunakan oleh bangsawan kelas tertinggi atau para raja.

Karena usianya kereta ini “dipensiunkan” sebagai kereta kencana Sultan, namun tetap disimpan di keraton sebagai kereta pusaka Kasultanan Yogyakarta.*

Editor: Dewi Rahmayanti

Sumber: website keraton jogja


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini