Stok Bahan Pangan Di Jawa Timur Jelang Bulan Ramadhan, Ini Kata Gubernur Khofifah

- 5 Maret 2022, 06:03 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sidak ke sejumlah toko ritel di Sidoarjo, Kamis 20 Januari 2022.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat sidak ke sejumlah toko ritel di Sidoarjo, Kamis 20 Januari 2022. /Tangkap layar Instagram.com/@khofifah.ip

GRESIK TODAY - Jelang bulan suci Ramadhan, stok bahan pokok di wilayah Jawa Timur dipastikan aman. Itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat melakukan pemantauan di beberapa pasar tradisional di sejumlah daerah. Bilamana ada beberapa bahan pokok yang dalam waktu dekat ada kenaikan, Gubernur mengintruksikan agar Bupati dan Walikota agar segera melakukan intervesi. Salah satunya dengan cara melakukan operasi pasar.

Gubernur Khofifah menyebutkan kalau stok bahan pokok relatif aman, meski masih ada beberapa kebutuhan pokok yang naik seperti cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Kenaikan bukan karena ada penumpukan barang, melainkan lebih pada adanya dugaan akibat dari faktor cuaca yang beberapa hari belakangan cukup ekstrim. Selain itu, untuk harga daging sapi pada dasarnya stabil dan suplai aman yang kisaran harga di Rp100 ribu hingga Rp120 ribu atau sesuai jenis serta kualitasnya. Termasuk harga tempe dan tahu, di mana para pedagang lebih memilih menaikkan harga dengan dengan ukuran sama.

"Berbeda saat di Madiun, pedagang lebih memilih harga sama, ukurannya dikurangi. Namun, untuk di Kediri dan Nganjuk memilih opsi seperti Kota Pasuruan, yakni ukuran sama harga dinaikkan untuk tahu dan tempe," ucap Khofifah saat memantau harga bahan pokok di Pasar Besar Kota Pasuruan didampingi Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo.

Baca Juga: Tirakat Mbah Yai Bad , Pondok Pesantren Mantenan Blitar

Sesuai hasil pengecekan di lapangan, ia menyampaikan harga daging sapi maupun ayam dalam kondisi stabil, tapi cabai merah, cabai rawit dan bawang merah mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Terkait konsumsi kedelai di Jatim untuk para pengusaha tempe dan tahu, sebesar 85 persennya masih impor.

Ke depan, dia mengusulkan solusi food sstate yang ada di Kalimantan Tengah untuk bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai upaya berkelanjutan. Ini mengingat di Jatim dan beberapa daerah lain tanaman kedelai biasanya ditanam sebagai penyela. food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.
Food estate menjadi salah satu program strategis nasional tahun 2020 - 2024, yang luas lahannya meliputi intensifikasi lahan seluas 14.135 hektare dan ekstensifikasi lahan seluas 22.500 hektare.

"Dengan memanfaatkan food estate diharapkan adanya substitusi impor dari proses penanaman selingan di Jatim agar tidak memilih langsung opsi dari luar negeri," tuturnya. Sumber : antaranews.com

Editor: Ade Irwansah

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x